Lomba Menulis dan Membuat Puisi dengan Tema: "Aku Masyarakat Pesisir"

26 Agustus 2024 - Luthfi Azizah Azhar

Kegiatan ini dilaksanakan dengan sasaran yaitu anak-anak SDN 11 Batudaa Pantai kelas 4. Program kerja yang bertujuan untuk meningkatkan kreativitas siswa dan menumbuhkan jiwa kompetisi dalam diri siswa. Tema yang diangkat yaitu “Aku Masyarakat Pesisir”, alasan diambilnya tema ini yaitu saya ingin mengetahui ide-ide liar dari anak-anak yang tinggal di daerah pesisir ini. Kegiatan ini dilaksanakan atas inisiasi mahasiswa KKN UGM yang berkolaborasi dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Melalui kegiatan ini, akan tercipta jiwa kompetisi pada diri siswa sehingga siswa-siswi akan terdorong untuk menulis dengan tema tertentu.

Kendala yang saya alami saat mengadakan kegiatan ini, selain pada kendala berbahasa, yaitu beberapa siswa masih belum bisa menulis maupun membaca. Sangat disayangkan memang, karena siswa-siswi yang sudah kelas 4 ini belum bisa baca tulis—meskipun tidak semua anak. Saya baru mengetahui ketika kegiatan berlangsung, dan mendapati ada anak yang kurang interaktif dengan teman-teman lainnya. Setelah saya dekati dan saya bertanya pada anak tersebut, barulah saya menyadari bahwa ternyata anak tersebut belum bisa membaca dan menulis. Atas adanya peristiwa ini, saya mencoba memutar otak untuk menyikapi permasalahan yang ada. Saya harus tetap bersikap biasa, meskipun saya menghadapi masalah yang cukup pelik. Saya tidak ingin anak ini merasa minder, atau tidak percaya diri karena dirinya belum bisa menulis dan membaca. Jadi yang saya lakukan yaitu, saya meminta teman-teman mahasiswa KKN yang lain untuk mendampingi adik tersebut menulis. Setelah didampingi oleh dua mahasiswa KKN, anak tersebut tidak merasa sendirian. Jadilah kami yang menuliskan apa yang dia ingin tulis pada selembar kertas lomba tersebut.

Bagi saya, ini pukulan telak dalam dunia pendidikan. Sebelumnya, saya sempat diberi tahu oleh ibu guru bahwa dari keseluruhan siswa yang ada di SDN 11 Batudaa Pantai ini, masih terdapat beberapa siswa yang belum bisa membaca—dan hal tersebut terjadi di tiap-tiap kelas—kelas 1 sampai kelas 6. Maksudnya adalah, dari masing-masing murid kelas 1 sampai kelas 6, masih ada siswa yang belum bisa baca tulis. Saya mendapati di kelas 4 dimana saya mengadakan kegiatan lomba menulis cerita tersebut. Permasalahan ini cukup serius, sehingga diperlukan dari seluruh pihak untuk turut andil dalam menyikapi masalah ini. Perlu dukungan dari seluruh pihak untuk berkontribusi pada perbaikan kualitas pendidikan Indonesia yang lebih baik. Tidak hanya menjadi tanggung jawab guru—yang mengajar di sekolah, tetapi juga dari orang tua murid. Meskipun anak-anak bersekolah dan hampir menghabiskan setengah harinya di sekolah, tetapi perhatian dari orang tua di rumah juga tak kalah penting. Siswa-siswi masih perlu dukungan dari orang tuanya, apalagi pada beberapa kasus yang ada. Misalnya seperti tadi, masih ada anak yang belum bisa baca tulis.

Saya menyadari bahwa permasalahan pendidikan di Indonesia cukup kompleks. Dari kegiatan yang saya inisiasi ini, saya menjadi makin tahu kondisi sesungguhnya di lapangan, bahwa masalah Pendidikan di Indonesia sangat banyak, tidak hanya murid yang belum bisa baca tulis. Angka putus sekolah di daerah pesisir Batudaa Pantai ini juga cukup tinggi. Kebanyakan anak-anak ini putus sekolah di masa SMP atau SMA, dengan beragam alasan. Beberapa alasan yang saya ketahui—berdasarkan obrolan saya dengan anak-anak dan juga beberapa guru selama saya KKN, yaitu faktor ekonomi dan kesadaran bersekolah itu sendiri. Mereka masih menganggap bahwa sekolah adalah pilihan, bukan kewajiban. Faktor ekonomi juga berpengaruh besar; karena bagi mereka, kebutuhan sekolah cukup banyak, sehingga beberapa dari mereka memutuskan untuk putus sekolah karena tidak mampu mencukupi kebutuhan. Harapan saya, pemerintah harusnya lebih tegas lagi untuk menyikapi masalah yang terjadi ini. Ini bukanlah masalah sepele, karena jika dibiarkan, masalah ini akan terus ada dan mungkin makin parah adanya. Jika anak-anak putus sekolah, maka siapa kelak yang akan memimpin negara ini?