Desa Langgula - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang meningkat drastis di tahun 2021 menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat Desa Langgula. Menyadari situasi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada tergerak untuk melakukan survei jentik nyamuk di Desa Langgula sebagai upaya pencegahan penyakit DBD.
Selama kegiatan survei jentik nyamuk, mahasiswa memeriksa tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, seperti bak mandi, wadah air, tempat pencucian, dan tempat-tempat penampungan air lainnya. Bersama dengan itu, mahasiswa KKN-PPM UGM juga memberikan edukasi kepada warga tentang pentingnya mencegah jentik nyamuk untuk berkembang biak, yaitu dengan 3M yang terdiri dari Menguras, Menutup, dan Mengubur. Informasi yang diberikan meliputi cara membersihkan dan menguras wadah air secara rutin, menutup rapat tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang nyamuk, serta menjaga kebersihan lingkungan.

Hasil survei menunjukkan bahwa terdapat beberapa rumah yang ditemukan adanya jentik nyamuk, terutama di tempat-tempat yang jarang dibersihkan. Dari hasil survei tersebut, mahasiswa kemudian membuat peta klasifikasi jumlah jentik nyamuk di Desa Langgula. Peta ini menunjukkan lokasi-lokasi dengan tingkat kepadatan jentik yang tinggi, sedang, dan rendah. Area dengan kepadatan jentik nyamuk tinggi berada di Dusun Molowahu, dimana kondisi sanitasi air bersih masih kurang.
Selain sanitasi air bersih yang kurang, hasil observasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengelolaan sampah kurang optimal juga menjadi salah satu faktor perkembangbiakan nyamuk. Masih banyak warga yang membuang sampahnya sembarangan. Terlihat beberapa warga yang masih membuang sampahnya di laut. Hal ini dikarenakan kurangnya tempat sampah di sekitar desa. Untuk mengatasi hal ini, tim KKN UGM merencanakan pembangunan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang strategis, lengkap dengan desain TPS yang sesuai standar, guna mengurangi penumpukan sampah dan mencegah perkembangan jentik nyamuk di lingkungan desa. TPS berlokasi di lahan yang kosong dengan lokasi yang dekat dengan pemukiman warga dan masih bisa diakses jalan utama untuk mempermudah pengangkutan sampah.


Peta persebaran jentik nyamuk maupun perencanaan TPS ini tidak hanya membantu warga desa untuk memahami kondisi lingkungan, namun juga menjadi acuan bagi aparat desa dalam menentukan penanganan yang lebih tepat.