Lima budaya Gorontalo baru saja ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2023 kemarin.
Melansir dari situs Berita Gorontalo, Sabtu (21/4/2023), saat ini terdapat 49 budaya Gorontalo yang telah ditetapkan menjadi WBTB Indonesia. Budaya-budaya tersebut beragam, mulai dari tarian, makanan, benda, hingga tradisi-tradisi Gorontalo. Setiap budaya Gorontalo yang menjadi WBTB maupun tidak pastinya memiliki makna dan sejarah yang dalam.
Lantas, apa saja budaya Gorontalo yang baru saja ditetapkan sebagai WBTB di tahun 2023?
Yuk, simak penjelasannya di bawah!
1. Wolimomo

Dok: Museum Gorontalo
Melansir dari situs WBTB Indonesia, Wolimomo merupakan pakaian adat wanita Gorontalo. Wolimomo terdiri dari 4 bagian, yaitu baju atau kebaya yang memiliki lidah (tambiâo), bide atau alumbu, wuloto, dan sunthi. Motif dari setiap bagian Wolimomo berbeda-beda, tetapi didominasi oleh dua motif, yaitu motif kuncup bunga belum mekar dan daun sukun. Tiap motif yang ada di Wolimomo memiliki makna yang mendalam. Motif kuncup bunga yang belum mekar berarti kesucian, sedangkan motif daun sukun berarti mengayomi atau melindungi.
2. Paluwala

Dok: Museum Gorontalo
Melansir dari situs Museum Gorontalo, Paluwala merupakan pakaian adat yang hanya dipakai oleh raja yang menjadi sumber kekuasaan pemerintah. Paluwala memiliki nama lain, yaitu Makuta yang berasal dari kata mahkota. Paluwala memiliki semacam hiasan kepala atau tudung yang menjulang ke atas dan terkulai ke belakang yang berbentuk seperti bulu unggas, sehingga tudung tersebut diberi nama layi. Layi yang menjulang ke atas dan membentuk huruf “alif” memiliki makna keesaan Tuhan.
Hiasan kepala tersebut juga memiliki ornamen berupa hiasan emas yang berbentuk daun sebanyak 5 helai yang bermakna 5 tema dalam kehidupan adat istiadat Gorontalo, antara lain Wu’udu, Bubalata, Tinepo, Tombola’o, dan Buto’o. Selain itu, terdapat hiasan 8 bintang kecil yang bermakna 8 Linula Mulo atau kerajaan inti di Gorontalo.
Saat ini, Paluwala juga sering digunakan sebagai pakaian pengantin pria, loh!
3. Molunggelo

Dok: Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual/Muazman
Molunggelo adalah tradisi mengayun bayi baru lahir yang tali pusarnya sudah terlepas. Tradisi ini merupakan tradisi yang sudah ada dari zaman dahulu. Pada zaman dahulu, orang tua meletakkan bayinya di ayunan yang tidak bersentuhan dengan lantai agar bayi aman dari gangguan hewan.
Ayunan yang digunakan dalam tradisi Molunggelo bernama Lulunggela. Ayunan ini berbahan dasar rotan yang diikat di batang kayu yang terkait dengan per atau pegas. Biasanya, Lulunggela berbentuk seperti keranjang.
4. Tidi lo Bituo

Dok: Kompas.com
Dari delapan tarian klasik Gorontalo, Tidi lo Bituo merupakan salah satunya. Melansir dari Kompas, Tidi lo Bituo adalah tarian yang khusus dipentaskan di kalangan istana raja (Yiladia lo Olongia) pada zaman dahulu. Tidi lo Bituo menggambarkan tentang hak-hak asasi wanita yang ingin membela martabat dan harga dirinya.
Tidi lo Bituo ditarikan oleh 4 orang perempuan yang menggunakan baju adat Pasanga dan menggunakan sunti di atas konde sebanyak lima buah. Tidi lo Bituo menggunakan Bituo atau keris sebagai properti menari.
5. Mandi Safar

Dok: Badan Narkotika Nasional Kabupaten Gorontalo Utara
Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi menyucikan diri yang berbeda-beda. Di Gorontalo, tepatnya di daerah Atinggola, Gorontalo Utara, tradisi menyucikan diri itu disebut sebagai Mandi Safar. Tradisi menyucikan diri tersebut diyakini oleh masyarakat Gorontalo sebagai ritual yang dapat mengusir bala, bencana, penyakit, serta dapat menyelamatkan manusia dari fitnah dajjal.
Bulan Safar dianggap sebagai bulan yang penuh dengan ujian dan bencana sejak zaman Nabi Muhammad SAW, sehingga mandi Safar diyakini oleh sebagian masyarakat Gorontalo sebagai salah satu ritual yang dapat menghindarkan manusia dari berbagai macam bala, bencana, dan penyakit serta menyelamatkan manusia dari fitnah (siksa) dajjal.
Itu dia budaya-budaya Gorontalo yang baru saja ditetapkan menjadi WBTB Indonesia di tahun 2023 kemarin. Menarik, bukan?
Referensi:
Gorontalo. Berita Gorontalo. (2023, September 14). Lima Budaya Gorontalo Ditetapkan Jadi WBTB Indonesia. https://berita.gorontaloprov.go.id/2023/09/14/lima-budaya-gorontalo-ditetapkan-jadi-wbtb-indonesia/
Gorontalo. Museum Gorontalo. (n.d). Baju Adat Makuta. https://museum.gorontaloprov.go.id/baju-adat-walimomo/
Gorontalo. Museum Gorontalo. (n.d). Baju Adat Wolimomo. https://museum.gorontaloprov.go.id/baju-adat-walimomo/
Gorontalo. Museum Gorontalo. (n.d). Lulunggela. https://museum.gorontaloprov.go.id/lulunggela-ayunan-bayi/
Indonesia. Warisan Budaya Takbenda Indonesia. (2012). Paluwala. https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=2228
Indonesia. Warisan Budaya Takbenda Indonesia. (2012). Wolimomo. https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailCatat=4090
Utomo dan Azhar. (2023, September 11). Mengenal Tidi lo Bituo, Tarian Klasik Gorontalo yang Tegaskan Hak Wanita. Kompas.com. https://regional.kompas.com/read/2023/09/11/061851878/mengenal-tidi-lo-bituo-tarian-klasik-gorontalo-yang-tegaskan-hak-wanita?page=all
Utomo dan Azhar. (2023, September 13). Molunggelo, Tradisi Mengayun Bayi yang Baru Lahir di Gorontalo. Kompas.com. https://regional.kompas.com/read/2023/09/13/094009478/molunggelo-tradisi-mengayun-bayi-yang-baru-lahir-di-gorontalo?page=all
Tashandra dan Azhar. (2023, September 6). Mandi Safar, Tradisi Masyarakat Gorontalo yang Masuk Warisan Budaya Tak Benda. Kompas.com. https://travel.kompas.com/read/2023/09/06/101655827/mandi-safar-tradisi-masyarakat-gorontalo-yang-masuk-warisan-budaya-tak-benda