Perjalanan Cabai Tontayuo Menjadi Chili Oil: Karya Bersama Mahasiswa KKN UGM dan Ibu PKK

22 Agustus 2024 - Shafwah Zaimah Zahidah

Tontayuo - Terkendala oleh rendahnya harga jual cabai, Desa Tontayuo kini memiliki secercah harapan baru. Melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) UGM, mahasiswa berhasil mengidentifikasi potensi pengolahan cabai menjadi produk yang bernilai tambah. Salah satu inovasi yang dihasilkan adalah chili oil. Tidak hanya meningkatkan nilai jual cabai, hal ini juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat desa.

Adanya permasalahan harga jual cabai yang rendah mendorong mahasiswa KKN UGM untuk berkolaborasi dengan Ibu-ibu PKK setempat. Hasilnya, lahirlah sebuah inisiatif yang menjanjikan, yakni sosialisasi dan pelatihan pembuatan chili oil. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Kamis (25/07/2024) di Aula Kantor Desa Tontayuo ini diawali dengan adanya sosialisasi mengenai cabai, tantangan yang dihadapi petani, dan solusi-solusi inovatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan wawasan yang lebih luas kepada peserta mengenai pentingnya pengolahan cabai. Salah satu solusi yang diberikan adalah pengolahan cabai menjadi produk turunan seperti chili oil. Selain itu, juga dipaparkan juga terkait kemasan yang sesuai dan menarik untuk produk turunan tersebut.

“Chili oil dipilih karena proses pembuatannya yang sederhana dan bahan bakunya mudah diperoleh oleh warga desa. Selain itu, tingginya permintaan pasar karena adanya tren makanan pedas menjadi faktor lain dipilihnya produk turunan ini,” ujar Shafwah, salah satu inisiator kegiatan. “Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi solusi bagi petani cabai dan membuka peluang usaha baru bagi ibu-ibu PKK.”

Setelah sesi sosialisasi, peserta langsung diajak untuk mempraktikkan pembuatan chili oil dengan kualitas yang setara dengan produk komersial. Salah satu kunci keberhasilan pembuatan chili oil adalah pemilihan bahan baku yang segar dan berkualitas. Adapun Bahan utama yang digunakan adalah bubuk cabai kering, bawang putih, dan minyak goreng. Proses pembuatannya pun terbilang sederhana. Bahan-bahan yang telah dihaluskan kemudian ditumis dengan minyak hingga matang.

Dengan bimbingan mahasiswa KKN, ibu-ibu PKK terlihat antusias mengikuti setiap langkah yang dicontohkan. Teknik yang diajarkan adalah cara yang efektif dan efisien, sehingga diharapkan para peserta bisa melakukannya di rumah. Ibu Sari, salah satu peserta, mengaku senang dengan adanya pelatihan ini. “Saya baru tahu kalau cabai bisa diolah menjadi produk yang menarik seperti ini dan cukup mudah. Selama ini hanya diolah menjadi rica. Setelah ini akan saya coba buat di rumah,” ungkapnya.

Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pengembangan UMKM berbasis pertanian di Desa Tontayuo. Dengan adanya produk chili oil, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani dan membuka lapangan kerja baru. Selain itu, pelatihan ini juga diharapkan dapat menginspirasi desa-desa lain yang memiliki potensi komoditas serupa untuk melakukan inovasi yang sama.