Sekolah pesisir: Belajar Mengenal Peta Indonesia Melalui Kegiatan Mewarnai Bersama

14 Agustus 2024 - Luthfi Azizah Azhar

Sekolah Pesisir merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di luar jam akademik di sekolah. Sekolah ini dilaksanakan untuk difokuskan pada anak-anak pesisir di Batudaa Pantai yang bertujuan untuk mengisi waktu yang ada dengan kegiatan positif. Kehadiran KKN UGM berkolaborasi dengan mahasiswa KKN dari Universitas Gadjah Mada ini disambut baik oleh masyarakat setempat, khususnya di Desa Lamu. Salah satu program kerja yang kami inisiasi yaitu menghidupkan sekolah pesisir bagi anak-anak pesisir di Batudaa Pantai.

Pada program kerja saya ini, saya menginisisasi kegiatan ini dengan mengacu pada permasalahan yang cukup serius. Anak-anak di pesisir galangan dengan persebaran usia mulai dari 4—14 tahun ini, beberapa masih belum mengetahui gambaran peta Indonesia itu seperti apa. Sangat disayangkan memang, seharusnya anak-anak di sekolah telah diajarkan perihal peta Indonesia itu sendiri. Akan tetapi realitanya masih terdapat anak-anak yang belum mengetahui seperti apa gambaran peta Indonesia itu.

Saya mengemas kegiatan ini secara interaktif supaya tercipta komunikasi dengan saya selaku pengajar dengan anak-anak yang menjadi tujuan pembelajaran itu sendiri. Langkah-langkah yang saya lakukan yaitu; saya berkoordinasi dengan mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo untuk menyusun kegiatan pembelajaran ini. Kemudian saya mencari video edukatif yang cocok dari youtube, untuk kemudian dapat menjadi salah satu sarana belajar yang interaktif. Kemudian saya mencari template mewarnai peta Indonesia di laman google. Setelah itu saya menentukan hari pelaksanaan program. Melalui program ini, saya cukup tertampar dengan realita yang ada. Hampir 8 dari 10 anak-anak di pesisir belum mengetahui kondisi peta Indonesia itu sendiri. Saya menyampaikan kepada mereka dengan memperkenalkan pulau-pulau terbesar di Indonesia, yaitu (urut dari Barat ke Timur) Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Masih banyak anak-anak yang belum mengetahui keseluruhan gambaran peta Indonesia. Mereka hanya tahu bahwa mereka tinggal di Gorontalo, dan Gorontalo terdapat di Sulawesi. Mereka belum tahu bahwa masih ada pulau-pulau lain di Indonesia, baik itu pulau-pulau besar ataupun pulau-pulau kecil.

Saya memaklumi kondisi ini. Anak-anak pesisir kurang mendapat perhatian dari guru dan juga orang tua di rumah. Keterbatasan akses dan faktor ekonomi masih menjadi salah satu faktor terbesar yang cukup berpengaruh. Saya menyadari, bahwa permasalah ini cukup serius sehingga dibutuhkan perhatian dari seluruh pihak. Kami, mahasiswa KKN di Desa Lamu ini tidak menetap lama, hanya 50 hari mengabdi. Jadi tidak mungkin kami dapat menghilangkan kemiskinan, mengurangi angka putus sekolah, dan menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif.

Tentu saya menyadari bahwa masalah-masalah yang ada di pelosok-pelosok nusantara ini perlu disikapi dengan bijak dan dihadapi bersama-sama. Maka besar harapan saya, program-program kemanusiaan seperti KKN dan volunteer yang berorientasi dengan tujuan pengabdian sosial. Dengan banyaknya permasalahan yang ada, saya yakin masih banyak pemuda-pemudi di Indonesia yang peduli dengan kondisi realitas bangsa kita. Masih banyak tangan-tangan yang ingin membantu dan terjun langsung.

KKN UGM adalah salah satu kegiatan dari peran universitas yang pelaksanaannya bertujuan untuk berkontribusi pada kegiatan sosial kemasyarakatan. Dengan menempatkan mahasiswanya ke daerah-daerah pelosok di Indonesia, mahasiswa jadi lebih mengetahui permasalahan yang ada di Indonesia karena mereka akan tinggal menetap selama kurang lebih 50 hari pengabdian. Program sekolah pesisir hanyalah satu dari banyak program lain yang bertujuan untuk berkontribusi pada pendidikan di Indonesia ke arah yang lebih baik. Harapannya, kegiatan seperti sekolah pesisir ini terus dilaksanakan dan diupayakan oleh masyarakat setempat meskipun kegiatan KKN sudah selesai dilaksanakan.