Terletak di semenanjung utara Pulau Sulawesi, Teluk Tomini yang merupakan teluk terbesar di Indonesia menyuguhkan berbagai potensi alam yang memanjakan mata. Teluk dengan garis pantai sepanjang 1.350 kilometer ini berada tepat di atas jantung segitiga karang dunia yang memberikan peran strategis bagi ekosistem dunia. Tersemat di dalam Teluk Tomini berbagai kekayaan ekosistem laut semi tertutup, seperti sumber daya perikanan yang besar, sejumlah ring atol, terumbu karang endemik, mangrove, dan berbagai kekayaan akuatik lainnya. Kekayaan sumber daya akuatik ini dimiliki salah satunya oleh wilayah administratif Desa Lamu, Kecamatan Batudaa Pantai, Kabupaten Gorontalo.
Wilayah perairan Desa Lamu dipenuhi dengan hasil tangkapan laut yang melimpah. Maka dari itu tidak heran jika warga pesisir Lamu banyak yang menggantungkan hidup mereka sebagai nelayan. Komoditas ikan cakalang banyak dijumpai di pedagang yang sejak pagi telah berkeliling desa. Berbagai olahan seperti mie cakalang, kuah asam, pampis, hingga panada sudah akrab di lidah masyarakat Lamu. Ikan sejatinya merupakan sumber protein dan vitamin yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan khususnya anak-anak. Namun, manfaat potensi perikanan yang melimpah tersebut belum tergambar tergambar di kondisi anak-anak pesisir Desa Lamu.
Berdasarkan data pemeriksaan balita Puskesmas Batudaa Pantai yang dilakukan pada bulan Februari 2024, Desa Lamu memiliki sejumlah 32 balita yang mengalami stunting. Lebih lanjut, sebesar 21,7% balita memiliki status gizi sangat pendek (severe stunting) dan 8,7% balita memiliki status gizi pendek (stunting). Atensi khusus perlu untuk diberikan pada upaya pencegahan stunting di Desa Lamu.
Permasalahan stunting di Desa Lamu merupakan suatu permasalahan kompleks yang struktural. Upaya penanggulangan stunting tidak dapat hanya dilakukan oleh salah satu pihak, tetapi membutuhkan sinergi multisektoral. Maka dari itu, Tim Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat Universitas Gadjah Mada (KKN-PPM UGM) berkolaborasi dengan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tergerak untuk ikut andil dalam penanggulangan stunting anak-anak pesisir Desa Lamu. Upaya ini dilakukan melalui inisiasi program DaShat (Dapur Sehat) Olahan Potensi Lokal sebagai Upaya Penanggulangan Stunting.

Bersama-sama dengan Pemerintah Desa, Tim KKN-PPM UGM dan UNG turut memanfaatkan komoditas tangkapan lokal ikan cakalang sebagai bahan utama dalam Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk dibagikan kepada anak-anak balita. Inovasi olahan nugget ikan dipilih sebagai salah satu alternatif olahan dalam pemenuhan gizi seimbang. Dengan antusias, kader kesehatan Desa Lamu memperhatikan demonstrasi pembuatan nugget yang dilakukan oleh Tim KKN-PPM UGM. Demonstrasi pembuatan nugget ikan cakalang ini turut diperkaya dengan pemberian edukasi pentingnya asupan gizi seimbang dalam masa tumbuh kembang anak guna mencegah stunting.
Melalui sinergi Pemerintah Desa dengan Kolaborasi Tim KKN-PPM UGM dan UNG, langkah penanggulangan stunting di Lamu telah dimulai. Kolaborasi yang lebih intensif antara pemerintah, universitas, dan sektor swasta perlu ditingkatkan untuk menuntaskan stunting yang menjadi permasalahan struktural di Desa Lamu. Program-program kemitraan yang berkelanjutan akan memperkuat sinergi dalam menyediakan segala sumber daya dengan memanfaatkan potensi lokal desa.